Jumat, 29 Juli 2011

KILAS SEJARAH MUSIK UNDERGROUND INDONESIA

Mereka inilah generasi pertama rocker Indonesia. Istilah underground sendiri sebenarnya sudah digunakan Majalah Aktuil sejak awal era 70an. Istilah tersebut digunakan majalah musik dan gaya hidup pionir asal Bandung itu untuk mengidentifikasi band-band yang memainkan musik keras dengan gaya yang lebih liar dan exstrem untuk ukuran zamannya. Padahal kalau mau jujur, lagu2x yang dimainkan band- band tersebut di atas bukanlah lagu karya mereka sendiri, melainkan milik band-band luar negeri macam Deep Purple, Jefferson Airplane, Black Sabbath, Genesis, Led Zeppelin, Kansas, Rolling Stones hingga ELP.

Tradisi yang kontraproduktif ini kemudian mencatat sejarah namanya sempat mengharum di pentas nasional. Sebut saja misalnya El Pamas, Grass Rock (Malang), Power Metal (Surabaya), Adi Metal Rock (Solo), Val Halla (Medan) hingga Roxx (Jakarta). Selain itu Log jugalah yang membidani lahirnya label rekaman rock yang pertama di Indonesia, Logiss Records. Produk pertama label ini adalah album ketiga God Bless, “Semut Hitam” yang dirilis tahun 1988 dan ludes hingga 400.000 kaset di seluruh Indonesia.

Menjelang akhir era 80-an, di seluruh dunia waktu itu anak-anak muda sedang mengalami demam usik thrash metal. Sebuah perkembangan style musik metal yang lebih ekstrem lagi dibandingkan heavy metal. Band2x yang menjadi gods-nya antara lain Slayer, Metallica, Exodus, Megadeth, Kreator, Sodom, Anthrax hingga Sepultura. Kebanyakan kota2x besar di Indonesia seperti Jakarta, Bandung, Jogjakarta, Surabaya, Malang hingga Bali, scene undergroundnya pertama kali lahir dari genre musik ekstrem tersebut.



1xxxBANDUNG UNDERGROUND

Di Bandung sekitar awal 1994 terdapat studio musik legendaris yang menjadi cikal bakal scene rock underground di sana. Namanya Studio Reverse yang terletak di daerah Sukasenang. Pembentukan studio ini digagas oleh Richard Mutter (saat itu drummer PAS) dan Helvi. Ketika semakin berkembang Reverse lantas melebarkan sayap bisnisnya dengan membuka distro (akronim dari distribution) yang menjual CD, kaset, poster, t-shirt, serta berbagai aksesoris import lainnya.  Selain distro, Richard juga sempat membentuk label independen 40.1.24 yang rilisan pertamanya di tahun 1997 adalah kompilasi CD yang bertitel “Masaindahbangetsekalipisan.” Band-band indie yang ikut serta di kompilasi ini antara lain adalah Burger Kill, Puppen, Papi, Rotten To The Core, Full of Hate dan Waiting Room, sebagai satu-satunya band asal Jakarta.

Band-band yang sempat dibesarkan oleh komunitas Reverse ini antara lain PAS dan Puppen. PAS sendiri di tahun 1993 menorehkan sejarah sebagai band Indonesia yang pertama kali merilis album secara independen. Mini album mereka yang bertitel “Four Through The S.A.P” ludes terjual 5000 kaset dalam waktu yang cukup singkat. Mastermind yang melahirkan ide merilis album PAS secara independen tersebut adalah (alm) Samuel Marudut. Ia adalah Music Director Radio GMR, sebuah stasiun radio rock pertama di Indonesia yang kerap memutar demo-demo rekaman band-band rock amatir asal Bandung, Jakarta dan sekitarnya.

 Tragisnya, di awal 1995 Marudut ditemukan tewas tak bernyawa di kediaman Krisna Sucker Head di Jakarta. Yang mengejutkan, kematiannya ini, menurut Krisna, diiringi lagu The End dari album Best of The Doors yang diputarnya pada tape di kamar Krisna. Sementara itu Puppen yang dibentuk pada tahun 1992 adalah salah satu pionir hardcore lokal yang hingga akhir hayatnya di tahun 2002 sempat merilis tiga album yaitu, Not A Pup E.P. (1995), MK II (1998) dan Puppen s/t (2000). Kemudian menyusul Pure Saturday dengan albumnya yang self-titled. Album ini kemudian dibantu promosinya oleh Majalah Hai. Kubik juga mengalami hal yang sama, dengan cara bonus kaset 3 lagu sebelum rilis albumnya.

Agak ke timur, masih di Bandung juga, kita akan menemukan sebuah komunitas yang menjadi episentrum underground metal di sana, komunitas Ujung Berung. Dulunya di daerah ini sempat berdiri Studio Palapa yang banyak berjasa membesarkan band-band underground cadas macam Jasad, Forgotten, Sacrilegious, Sonic Torment, Morbus Corpse, Tympanic Membrane, Infamy, Burger Kill dan sebagainya. Di sinilah kemudian pada awal 1995 terbit fanzine musik pertama di Indonesia yang bernama Revograms Zine. Editornya Dinan, adalah vokalis band Sonic Torment yang memiliki single unik berjudul “Golok Berbicara”. Revograms Zine tercatat sempat tiga kali terbit dan kesemua materi isinya membahas band-band metal/hardcore lokal maupun internasional.

Kemudian taklama kemudian fanzine indie seperti Swirl, Tigabelas, Membakar Batas dan yang lainnya ikut meramaikan media indie. Ripple dan Trolley muncul sebagai majalah yang membahas kecenderungan subkultur Bandung dan juga lifestylenya. Trolley bangkrut tahun 2002, sementara Ripple berubah dari pocket magazine ke format majalah standar. Sementara fanzine yang umumnya fotokopian hingga kini masih terus eksis.

Serunya di Bandung tak hanya musik ekstrim yang maju tapi juga scene indie popnya. Sejak Pure Saturday muncul, berbagai band indie pop atau alternatif, seperti Cherry Bombshell, Sieve, Nasi Putih hingga yang terkini seperti The Milo, Mocca, omogenic. Begitu pula scene ska yang sebenarnya sudah ada jauh sebelum trend ska besar. Band seperti Noin Bullet dan Agent Skins sudah lama mengusung genre musik ini.

Siapapun yang pernah menyaksikan konser rock underground di Bandung pasti takkan melupakan GOR Saparua yang terkenal hingga ke berbagai pelosok tanah air. Bagi band-band indie, venue ini laksana gedung keramat yang penuh daya magis. Band luar Bandung manapun kalau belum di baptis di sini belum afdhal rasanya. Artefak subkultur bawah tanah Bandung paling legendaris ini adalah saksi bisu digelarnya beberapa rock show fenomenal seperti Hullabaloo, Bandung Berisik hingga Bandung Underground. Jumlah penonton setiap acara-acara di atas tergolong spektakuler, antara 5000 – 7000 penonton! Tiket masuknya saja sampai diperjualbelikan dengan harga fantastis segala oleh para calo. Mungkin ini merupakan rekor tersendiri yang belum terpecahkan hingga saat ini di Indonesia untuk ukuran rock show underground.

Sempat dijuluki sebagai barometer rock underground di Indonesia, Bandung memang merupakan kota yang menawarkan sejuta gagasan-gagasan cerdas bagi kemajuan scene nasional. Booming distro yang melanda seluruh Indonesia saat ini juga dipelopori oleh kota ini. Keberhasilan menjual album indie hingga puluhan ribu keping yang dialami band Mocca juga berawal dari kota ini. bahkan Burger Kill, band hardcore Indonesia yang pertama kali teken kontrak dengan major label, Sony Music Indonesia, juga dibesarkan di kota ini. Belum lagi majalah Trolley (RIP) dan Ripple yang seakan menjadi reinkarnasi Aktuil di zaman sekarang, tetap loyal memberikan porsi terbesar liputannya bagi band-band indie lokal keren macam Koil, Kubik, Balcony, The Bahamas, Blind To See, Rocket Rockers, The Milo, Teenage Death Star, Komunal hingga The S.I.G.I.T. Coba cek webzine Bandung, Death Rock Star (www.deathrockstar.tk) untuk membuktikannya. Asli, kota yang satu ini memang nggak ada matinya.



2xxxUNDERGROUND VS IDEALISME

Kata underground periode tahun 90-04 sempat naik daun, dan jadi basis sayap kiri bagi kalangan musisi independen. Di Bandung basis kelompok musisi indie, kata underground diterjemahkan sebagai bawah tanah, dengan arti khusus kebebasan buat berkarya.
“Kami menyebut underground sebagai spirit bermusiknya. Di Bandung underground nggak ada yang istilah paling hebat. Jadi, semua bersaing. Semua memiliki kubu dan massa masing-masing. Beda dengan di Jakarta, dulu ada satu grup yang menjadi pimpinan underground. Di Sukabumi juga begitu, kata salah satu penyiar Radio MGT FM Bandung. Karena kata underground sering diartikan salah kaprah, maka bagi sebagian musisi, kata underground diartikan sebagai band-band pembawa lagu-lagu keras, “wah yang ngomomg kayanya blom lulus buat jadi musisi nih” tapi buat banyak musisi lainnya, underground bisa diisi segala macam jenis musik, selama mereka belum masuk pada major label.

Banyak band2x yang sekarang bernaung di major label, background aslinya adalah band indie juga. toh buat mereka ga ada masalah dengan penggemar panatik mereka ketika masih band indie, apa yang dicapainya sekarang adalah titik kesuksesan berkarir, soalnya kita sedang di dalam ruang lingkup rezeki kalau memang kita bisa masuk ke major label knapa ngga kita manfaatin semaksimal mungkin bukan berarti indie label ngga ngejanjiin masa depan yang bagus. ini tinggal soal peluang yang harus atau ngga diambil sama sekali.

Aliran musik dalam underground bisa sangat beragam, mau yang load voice, midlle voice sampai yang kalem pun itu bisa, yang penting semangat dalam pembawaan nya aja yang jangan di lupain. soalnya semangat / spirit ini lah yang paling penting “UNDERGROUND SPIRIT”. ambil contoh, ketika kita mendengarkan beberapa buah lagu : return of zelda-system of a down, enter sandman-metallica dan american idiot-green day. Yang kita tahu ke tiga lagu tsb sama2x load voice, sama2x dimainkan dengan peralatan musik yang ga jauh beda jenisnya, tapi kalo kita telisik lebih dalam pasti ada banyak perbedaan yang mencolok dari ke tiga nya, apalagi kalo bukan pembawaan ama spiritnya. Hal ini juga lah yang dapat membedakan jenis musik dan aliran apa yang mereka mainkan. Begitu pula dengan undergound, klo selalu di deskripsikan dengan musik yang keras, tentunya itu salah besar.  

Namun memang underground lebih dekat dengan jenis musik metal. Jenis musik ini memang jauh dari incaran perusahaan rekaman besar yang, yang biasa disebut major label. Bahkan ada pendapat agak ekstrem, “Kalau band indie masuk major label, pasti konsep bermusiknya jadi beda, karena harus disesuaikan dengan pasar, dan tak dapat beridealis ria lagi.

Pendapat inilah yang ditolak oleh Beng-Beng, Jun Fan Gung Foo dan Noin Bullet dari Bandung. Noin Bullet yang memainkan musik ska-core, awalnya memang indie label, namun kini masuk lingkaran major label Warner Music Indonesia. “ Tapi musik kami tak berubah. Semua lagu yang kami jual dengan indie label, langsung diedarkan lagi oleh Warner, dengan label Warner Music Indonesia. Tanpa berubah, tanpa didikte siapapun, “ kata Chairul, gitaris Noin Bullet. Bersama Beng-Beng, ia curiga, jangan-jangan anak-anak indie banyak iri, karena Pas, Noin Bullet dan beberapa band indie lainnya bisa masuk major label, sementara mereka belum. http://www.newsmusik.net/

Ngomong2x soal idealisme, sebagian besar band2x indie mengusungnya baik dalam karya lagu, pementasan bahkan ada yang membawa idealisme tersebut dalam kehidupannya sehari – hari. Macam2x jenis idealisme yang di usung band2 indie tsb, diantaranya : Idealis terhadap isu anti kemapanan, Idealis terhadap isu anti major label, Idealis terhadap isu sosial, politik dan ekonomi bahkan ada yang lebih extrem yaitu Idealis dengan atheisme atau tidak percaya terhadap adanya Tuhan. Cuman untuk point yang ke empat ini kita akan sangat sulit untuk menjumpainya.

Banyak band-band indie yang sejak awal sudah idealis salah satunya alergi sama major label, dan tak mau menawarkan lagu2x karyanya ke sana. Padahal banyak contoh menarik tentang band-band indie yang masuk major label, seperti Netral, Pas, Jun Fan Gung Foo dan Sucker Head.

Berikut adalah sebagian kecil band2x indie asli made in bandung yang mungkin dapat gw inget, yang eksistensinya masih dapat kita jumpai :

Jack and the four man, Koil, Polyester embassy, The tomato, Rocket rocker, Alone at last, Closehead, Mobil derek, Disconnected, The s.i.g.i.t, Mocca, Tcukimay, Pure saturday, A stone A, Retrieval, Restless, Hellgods, Jeruji, Laluna, Maymelian, Burgerkill, Bak sampah dll 

Akhirnya, dalam keluarga underground alias independen itu, ada jenis musik yang beragam : industrial-techno, hardcore, brutal death metal, punk, hardrock, ska, alternative, black metal dan lainnya.



3xxxUNDERGROUND VS INDIE

Indie Indonesia Era 2000-an

Bagaimana pergerakan scene musik independen Indonesia era 2000-an?

Kehadiran teknologi internet dan e-mail jelas memberikan kontribusi besar bagi perkembangan scene ini. Akses informasi dan komunikasi yang terbuka lebar membuat jaringan (networking) antar komunitas ini semakin luas di Indonesia. Band-band dan komunitas-komunitas baru banyak bermunculan dengan menawarkan style musik yang lebih beragam.

Trend indie label berlomba-lomba merilis album band-band lokal juga menggembirakan, minimal ini adalah upaya pendokumentasian sejarah yang berguna puluhan tahun ke depan. Yang menarik sekarang adalah dominasi penggunaan idiom indie dan bukan underground untuk mendefinisikan sebuah scene musik non-mainstream lokal. Sempat terjadi polemik dan perdebatan klasikmengenai istilah indie atau underground ini di tanah air.

Sebagian orang memandang istilah underground semakin bias karena kenyataannya kian hari semakin banyak band-band underground yang sell-out, entah itu dikontrak major label, mengubah style musik demi kepentingan bisnis atau laris manis menjual album hingga puluhan ribu keping. Sementara sebagian lagi lebih senang menggunakan idiom indie karena lebih elastis dan misalnya, lebih friendly bagi band-band yang memang tidak memainkan style musik ekstrem. Walaupun terkesan lebih kompromis, istilah indie ini belakangan juga semakin sering digunakan oleh media massa nasional, jauh meninggalkan istilah ortodoks `underground’ itu tadi.

Ditengah serunya perdebatan indie/underground, major label atau indie label, ratusan band baru terlahir, puluhan indie label ramai- ramai merilis album, ribuan distro/clothing shop dibuka di seluruh Indonesia. Infrastruktur scene musik non-mainstream ini pun kian established dari hari ke hari. Mereka seakan tidak peduli lagi dengan polarisasi indie-major label yang makin tidak substansial. Bermain musik sebebas mungkin sembari bersenang-senang lebih menjadi panglima sekarang ini

READ MORE - KILAS SEJARAH MUSIK UNDERGROUND INDONESIA

Metallica Announces Exclusive Fan Club Members-Only 30th Anniversary Shows

Metallica telah diperiksa dengan pengumuman berikut tentang serangkaian peringatan 30 tahun mendatang menunjukkan eksklusif bagi anggota fan club Metallica:

"Tiga puluh tahun Metallica ... dapat Anda percaya? Kami pikir menyebabkan itu untuk sebuah perayaan besar! Anda telah meminta untuk sementara waktu sekarang 'apa sih yang akan Anda lakukan untuk menandai 30 tahun sebagai sebuah band?" diikuti oleh 'mengapa tidak kita telah menunjukkan lebih eksklusif untuk anggota Fan Club? "Kami telah mendengar Anda keras dan jelas dan berada di luar psyched untuk mengumumkan bahwa minggu tanggal 5 Desember 2011 akan menjadi penuh pada minggu Metallica di Bay Area, lebih khusus kita akan bermain empat menunjukkan untuk anggota Klub Bertemu hanya pada bersejarah Fillmore di San Francisco pada tanggal 5, 7, 9, dan 10 untuk merayakan ulang tahun ke 30 kami.

"Ini menunjukkan yang unik akan mencakup tamu istimewa dan acara, lagu-lagu langka, daftar ditetapkan bervariasi, peluang dan berakhir, dan semua hal gila yang Anda harapkan dari Metallica ... menyenangkan untuk seluruh keluarga! Datanglah ke Bay Area dan menghabiskan seminggu dengan kita untuk tidak hanya menutup 2011 dengan bang, tapi untuk merayakan lebih dari tiga dekade senilai kegilaan.

"Berpartisipasi dalam seminggu seluruh perayaan dengan empat tiket paket khusus (satu tiket untuk masing-masing dari empat menunjukkan) dan masuk secara otomatis ke dalam kontes untuk berbagai acara khusus lainnya, tersedia untuk harga cerdas $ 19,81 (mendapatkannya??).

"Jika Anda tidak dapat bergabung dengan kami untuk seminggu penuh, kita akan memiliki tiket pertunjukan individu juga dan seperti yang Anda lihat kita akan kembali ke harga tiket '80 's awal (tapi bukan rambut !)... tunggal tiket pertunjukan akan hanya $ 6,00 masing-masing. Kedua empat bungkus dan tiket pertunjukan individu akan tersedia untuk anggota Fan Club hanya melalui sistem pemesanan dan kita harus menambahkan biaya fasilitas, bla, bla clubbers dapat log in untuk semua rincian .... kita 'kembali mengambil pemesanan melalui 8 Agustus.

"Harapan untuk melihat Anda selama seminggu kegilaan pada bulan Desember!"

Rincian fan club Metallica tersedia dengan menuju ke lokasi ini.

READ MORE - Metallica Announces Exclusive Fan Club Members-Only 30th Anniversary Shows

Proses Penulisan Lagu untuk Album Baru No Doubt Berjalan Buruk

Gwen Stefani sempat menerima nasehat menulis lagu dari musisi soul legendaris, Prince.

Vokalis No Doubt, Gwen Stefani, telah membeberkan kepada majalah musik, Q, bahwa proses penulisan lagu untuk album baru No Doubt berjalan dengan buruk.

No Doubt akan merilis album keenam mereka, pertama sejak Rock Steady yang dirilis satu dekade silam, pada akhir tahun ini. Menurut laporan NME, album belum berjudul tersebut akan diisi dengan lagu-lagu berjudul “Undercover”, “Settle Down”, “Easy”, “Heaven”, dan “Dreaming the Same Dream” yang menurut Stefani terdengar seperti sebuah lagu prom.

Ketika ditanya oleh Q bahwa album baru No Doubt memiliki sebuah tema, Stefani menjawab, “Kami berharap bahwa kami cukup bagus untuk mengerjakannya dan memiliki sebuah visi, namun proses penulisan lagu kami berjalan parah. Kami hanya dapat berdoa agar kami bisa mengeluarkan sesuatu.”

Stefani juga mengungkapkan bahwa sesi penulisan lagu untuk album tersebut berjalan dari pukul 5 sore hingga tengah malam, setelah ia merawat anak-anaknya, dan merancang pakaian untuk perusahan pakaiannya, LAMB.

“Itu adalah tantangan bagi setiap orang kreatif, harus menjadi kreatif di antara waktu-waktu tertentu,” ujar Stefani.

Stefani juga menjelaskan bahwa ia sempat menerima nasehat menulis lagu dari musisi soul legendaris, Prince.

“Prince pernah berkata kepada saya, ‘Apakah Anda pernah hanya mencoba dan menulis sebuah lagu hit dibanding berusaha untuk membuat semuanya menjadi arty?’,” jelas Stefani.

Kursi produser pada album baru No Doubt diduduki oleh Mark “Spike” Stent. Stent sebelumnya sudah pernah bekerja sama dengan nama-nama besar seperti Madonna, Bjork, Arcade Fire, Depeche Mode, Muse, dan masih banyak lagi.

No Doubt sebenarnya sudah mulai mengerjakan album ini sejak 2008, namun diharuskan berhenti sejenak setelah vokalis Gwen Stefani dinyatakan hamil. Mereka lalu menghabiskan sebagian besar waktu mereka pada tahun 2011 untuk merekam sembilan lagu di studio milik Stent yang terletak di bilangan Santa Monica, California.



READ MORE - Proses Penulisan Lagu untuk Album Baru No Doubt Berjalan Buruk

Bury Your Dead Posts "Slaughterhouse Five" Music Video



Mati Kubur Anda telah debutnya video baru untuk "Lima Potong" online melalui Revolver. Anda dapat memeriksa klip di bawah ini. Lagu ini dari album mendatang "Roll Mosh 'N'," yang keluar karena melalui Mediaskare Catatan ini Selasa, 2 Agustus.
READ MORE - Bury Your Dead Posts "Slaughterhouse Five" Music Video

Haken Posts New Album "Visions" Teaser Clip

Prog bertindak Haken telah mengumumkan album mendatangnya yang "Visions" akan melihat rilis ini Oktober mendatang, dengan album sedang dalam proses pencampuran.

Band ini juga sekarang diposting online teaser trailer untuk rilis mendatang, yang dapat dilihat di bawah ini.


READ MORE - Haken Posts New Album "Visions" Teaser Clip

Fleshgod Apocalypse Answers Fan Questions In New Video Clip

Italia symphonic death metal bertindak Wahyu Fleshgod telah diposting sebuah blog video online baru di mana Tommaso Riccardi, Cristiano Trionfera dan Francesco jawaban Paoli kipas diajukan pertanyaan tentang album terbaru band, "Penderitaan." Bagian pertama dari Q & A dapat dilihat di bawah ini.

READ MORE - Fleshgod Apocalypse Answers Fan Questions In New Video Clip

Jenazah Daniel Bobis Drummer Cipher Telah Ditemukan

Diyakini bahwa Daniel Bobis sempat terhantam oleh papan peselancar lain.

 Setelah sempat hilang di perairan Lampung Barat sejak Minggu (24/7), jenazah drummer band hardcore/metal asal Long Beach, New York, Amerika Serikat, Cipher, yang juga seorang peselancar, Daniel Bobis, telah ditemukan. Kamis (28/7) malam kerabat Bobis, Jamie Imerese, mengumumkan hal tersebut melalui laman Facebook yang berisi berita dan informasi mengenai Bobis, Daniel Bobis Info.

Imerese menuliskan, istri Bobis, Rachel, dan kerabatnya yang berada di Indonesia mendapat kabar bahwa telah ditemukan mayat di suatu tempat oleh nelayan lokal. “Mereka segera pergi bersama-sama ke sana dengan harapan itu hanya sebuah kebetulan… Tapi itu bukan sebuah kebetulan,” tulis Imerese.

Kemudian ia melanjutkan, “Mereka secara positif mengidentifikasi bahwa itu Danny. Dia telah pergi dan sekarang kita harus berkabung.”

Diberitakan sebelumnya, Daniel Bobis hilang setelah tergulung ombak setinggi sekitar 12-kaki yang ia naiki pada akhir pekan lalu. Tim SAR gabungan yang terdiri dari Direktorat Polisi Air Polda Lampung pos Bengkunat dan Kota Agung, serta Asosiasi Penyelam Lampung Barat yang telah berusaha mencari tanda-tanda keberadaan Bobis tidak memeroleh hasil hingga berita terakhir diturunkan.

Associated Press melansir, jenazah Bobis ditemukan 20 mil dari tempat ia terakhir terlihat. Diyakini bahwa Bobis sempat terhantam oleh papan peselancar lain saat ia hendak berusaha keluar dari ombak yang menggulungnya.

Menurut laporan AntaraNews.com Lampung jenazah Bobis rencananya dikremasi di Bandar Lampung atas permintaan keluarga. “Keluarganya meminta demikian,” kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Kabupaten Lampung Barat, Mulyono.

READ MORE - Jenazah Daniel Bobis Drummer Cipher Telah Ditemukan

Nama Kurt Cobain Gagal Jadi Nama Jembatan di Kampung Halamannya









Setelah dua minggu lalu diberitakan Dewan Kota di kampung halaman frontman Nirvana, Kurt Cobain, Aberdeen, Washington, AS, akan melakukan jajak pendapat kepada warga sekitar mengenai usulan menamakan ulang Jembatan Young Street dan taman umum kecil, kini sebuah keputusan telah dicapai setelah pada Rabu (27/7) lalu digelar sebuah pertemuan.

Associated Press melaporkan bahwa Dewan Kota Aberdeen memutuskan untuk tidak mengubah nama jembatan tersebut dengan hasil pemungutan suara sepuluh berbanding satu.

Nama asli jembatan itu sendiri didapat secara tidak resmi dari seorang pionir bernama Alexander Young.

Ternyata usulan untuk menamakan ulang jembatan tersebut mengundang kontra dari publik Aberdeen, karena ketika perwakilan Dewan Kota mengumumkan hasil dari pemungutan suara tersebut, penduduk yang hadir dilaporkan menyambut dengan tepuk tangan meriah.

Hal ini disebabkan karena menurut beberapa penduduk tersebut, Cobain memiliki kaitan erat dengan penyalahgunaan obat-obatan terlarang, bunuh diri, serta komentar-komentar negatif yang sering dilontarkannya mengenai kota kelahirannya sendiri.

Walaupun begitu, Cobain tetap mendapatkan penghormatan. Sebuah taman umum kecil yang terletak tidak jauh dari Jembatan Young Street akan dinamakan Cobain Landing.

Pemilihan Jembatan Young Street sebagai tempat yang akan dinamakan ulang bukanlah tanpa sebab, karena nama jembatan tersebut sempat dicantumkan oleh Cobain pada salah satu lirik lagu Nirvana, “Something in the Way”.






READ MORE - Nama Kurt Cobain Gagal Jadi Nama Jembatan di Kampung Halamannya

Popular Posts

facebook

TV online

4000 TV channels
Download TV Software. It's safe to install.
Safe to install software
Download TV Software. It's safe to install.
Number one rated software
Work at home

Job at home

Whether you are looking for a profitable work at home or if you dream about getting cash live; yes, finally, you located it!

Obtain financial freedom

No pc knowledges needed. You may be completely new to handle our system - you don't need ANY knowledge. This is actually easy.

You can stay at house and work at your free time. Even whether you don't have computer you can do this task in Online cafe or on Internet mobile phone.

How it works?

We design a internet-shop for you with ready to operate e-commerce solution. Your work is pretty simple; you have to post material regarding your web-store to the Online sites. We will provide you with pretty simple step-by-step instruction how to do this. The typical instruction asks you to open a online website and fill in a form with information regarding your web-shop and software.

You will be paid from US $20.00 to US 180.00 for each sale which is comes via your internet-shop.

There is no limitation for your income. No matter where you live your pay outs are 100% guaranteed.

Sign up Now...

Sign up now to have financial independence. All you need is the simple: register now and havepersonal online company!